Salah satu tembang macapat yang akan saya bahas pada artikel ini adalah tembang pangkur. Dalam semua tembang macapat selalu terdapat makna dan pesan yang menyinggung atau menggambarkan sebuah kehidupan bermasyarakat. Dari ke 11 tembang macapat yang paling menonjol salah satunya ialah Tembang Pangkur. Tembang ini juga menyimpan makna yang sangat mendalam.
Lalu apakah itu tembang Pangkur ? dan seperti apa contoh tembang pangkur serta Makna tembang pangkur. Semua akan saya sajikan secara lengkap sehingga dapat menambah pengetahuan anda mengenai salah satu budaya jawa.
Daftar Isi
Tembang Macapat Pangkur

Pangkur berasal dari kata mundur/ mungkur yang memiliki arti pergi, meninggalkan atau mengundurkan diri. Tembang pangkur dapat diartikan menggambarkan seorang manusia memiliki fase yaitu saat-saat dimana dia akan mundur dari kehidupan duniawi dan beralih ke kehidupan jiwa atau kehidupan spiritual.
Tembang pangkur juga dapat ditafsirkan sebagai manusia yang menyingkirkan hawa nafsu duniawi, atau nafsu negative yang menyatu dengan jiwa manusia dan mencoba untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Pada tembang macapat pangkur ini, manusia perlahan-lahan mulai menyadari bahwa ada sebagian organ diri yang pelan-pelan mulai rapuh, bahkan tidak berfungsi. Ketika seseorang mendapati sesuatu yang buruk hendaknya pergi menjauhi dan meninggalkan yang buruk lalu mencari jalan yang baik dan benar.
Watak Tembang Pangkur

Watak tembang pangkur menggambarkan sebuah karakter yang gagah, kuat, perkasa dan ketulusan hati yang besar serta tidak memiliki keraguan dalam mengajak seseorang untuk merubah masa lalunya.
Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa pinutur ( nasehat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada Allah, orangtua, pendamping hidup, anak ataupun alam semesta.
Pangkur ini sendiri juga digunakan kepada orang awam, para pahlawan untuk mengenang masa lalu terdahulunya, sehingga termotivasi mengubah masa depan yang lebih cerah serta kembali ke jalan yang lebih benar.
Aturan Tembang Pangkur

- Guru Gatra = 7
Tembang pangkur memiliki 7 baris kalimat atau larik pada setiap bait.
- Guru Wilangan = 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8.
Yang berarti barisan atau larik kalimat pertama memiliki jumlah 8 suku kata, baris kalimat kedua memiliki jumlah 11 suku kata, baris kalimat ketiga memiliki jumlah 8 suku kata, baris keempat memiliki jumlah 7 suku kata dan seterusnya.
- Guru Lagu = a, i, u, a, u, a, i
Artinya pada baris atau larik kalimat pertama tembang pangkur berakhir dengan huruf vokal a, baris atau larik kalimat kedua berakhir dengan huruf vokal i, baris atau larik kalimat ketiga berakhir dengan huruf vokal u, dan seterusnya.
Contoh Tembang Macapat Pangkur
Contoh Tembang Pangkur Tema Nasehat
Pangkur 1

Mingkar-mingkuring ukara
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
Kang tumrap ing tanah Jawa
Agama ageming aji
Membolak-balikkan perkataan
Karena hendak mendidik anak
Tersirat dalam indahnya sebuah tembang
Dihias dengan penuh warna
Agar menjiwai hakikat ilmu yang luhur
Yang berada di tanah Jawa/Nusantara
Agama ialah pakaian diri
Pangkur 2
Jinejer ing Wedhatama
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
Mangka nadyan tuwa pikun
Yen tan mikani rasa
Yekti sepi sepa lir sepah asamun
Samasane pakumpulan
Gonyak-ganyuk nglelingsemi
Tersaji di dalam serat Wedhatama
Agar jangan fakir budi pekerti
Padahal meskipun tua dan pikun
Bila tidak memahami rasa
Tentu sangat kosong serta hambar seperti ampas buangan
Ketika dalam sebuah perkumpulan
Terlihat bodoh dan memalukan
Pangkur 3
Si pengung nora nglegewa,
Sangsayarda denira cacariwis
Ngandhar-andhar angendukur,
Kandhane ora kaprah,
Saya elok alangka longkangipun
Si wasis waskitha ngalah
Ngalingi marang sipingging
Si bodoh tidak menyadari
Semakin menjadi-jadi dalam membual
Bicaranya ngelantur kesana kemari
Ucapannya salah kaprah
Semakin sombong bicara tanpa jeda
Si bijak pasti mengalah
Menutupi ulah si bodoh.
Pangkur 4

Nggugu karsane priyangga,
Nora nganggo peparah lamun angling,
Lumuh ingaran balilu,
Uger guru aleman,
Nanging janma ingkang wus waspadeng semu,
Sinamun samudana,
Sesadoning adu manis.
Menuruti hawa nafsu sendiri.
Tanpa ada manfaat jika berbicara.
Tidak mau dikatakan bodoh.
Seolah-olah pandai agar dipuji
Namun manusia yang telah mengetahui akan gelagatnya
Malah merendahkan diri
Menanggapi semuanya dengan baik.
Pangkur 5
Mangkono ilmu kang nyata,
Sanyatane mung we reseping ati,
Bungah ingaran cubluk,
Sukeng tyas yen den ina
Nora kaya si punggung anggung gumunggung,
Ugungan sadina dina,
Aja mangkono wong urip
Seperti itulah ilmu yang baik dan benar.
Hakikatnya hanya untuk menentramkan hati.
Senang jika dianggap bodoh
Hati yang bahagia jika dihina
Tidak seperti di bodoh yang haus akan pujian
Ingin dipuji setiap hari
Janganlah seperti itu sebagai manusia
Pangkur 6
Uripe sapisan rusak,
Nora mulur nalare ting saluwir,
Kadi ta guwa kang sirung,
Sinerang ing maruta,
Gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung
Pindha padhane si mudha
Prandene paksa kumaki
Kehidupannya yang telah rusak.
Tidak berkembang akalnya juga berantakan.
Layaknya gua yang gelap dan angker.
Diterjang oleh angin.
Bergemuruh bergema tanpa ada makna.
Begitulah anak muda yang kurang ilmu.
Namun sangat angkuh
Pangkur 7
Kalamun ana manugsa
Anyinggahi dugi lawan prayogi
Iku watake tan patut
Awor lawan wong kathah
Wong degsura ndaludur tan wruh ing edur
Aja sira pedhak-pedhak
Nora wurung neniwasi
Jika ada manusia
Yang melupakan pertimbangan nalar
Itu sifat yang tidak patut.
Untuk berbaur dengan orang banyak.
Orang yang tak mengerti adat.
Janganlah kau dekati
Karena menuruti kemauannya sendiri.
Pangkur 8
Mapan watake manungsa
Pan ketemu ing laku lawan linggih
Solah muna-muninipun
Pan dadi panengeran ingkang
Kang pinter kang bodho miwah kang luhur
Kang sugih lan kang melarat
Tanapi manusia singgih
Ciri perilaku manusia itu
Terlihat dari bagaimana caranya dia berjalan dan duduk
Tindak tanduk berbicara
Meskipun orang tersebut
Pandai ataupun bodoh
Berderajat tinggi ataupun rendah, kaya atau miskin
Dan atau manusia baik
Pangkur 9

Masa mengko mapan arang
Kang ketemu ing basa kang basuki
Ingkang lumrah wong puniku
Dhengki srei lan dora
Iren meren dahwen pinasten kumingsun
Opene nora prasaja
Jail mutakil bakiwit
Jaman sekarang sangat sulit sekali.
Menemukan orang yang berperilaku baik.
Kebanyakan orang sekarang itu.
Iri dengki, serakah dan pembohong.
Sombong dan suka mencela orang lain
Jarang sekali ada kejujuran
Banyak terjadi kecurangan
Pangkur 10
Sabarang kang dipun ucap,,
Nora wurung amrih oleh pribadi,,
Iku labuhan tak patut,,
Aja na nedya nulad,,
Ing wateking nenem prakara puniku,,
Sayogyane ngupaya,,
Lir mas tumimbul ing warih.
Semua yang dikatakan,,,
Hanya untuk kepentingan sendiri,,
Itu kebajikan yang ga layak,,,
Jangan meniru,,
Keenam sifat di atas,,,
Selalu berlakukan ,,
Kesadaran yang selalu ada.
Pangkur 11
Alaning liyan den andhar
Ing becike liyan dipunsimpeni
Becike dhewe ginunggung
Kinarya pasamuan
Nora ngrasa alane dhewe ngendhukur
Wong mangkono wateknya
Nora kena denpedhaki
Kejelekan orang lain disebarluaskan
Sementara kebaikan orang lain disembunyikan
Kebaikan diri-sendiri disanjung sanjung
Dan dibicarakan depan orang umum
Tidak merasa keburukannya bertumpuk
Orang yang mempunyai sifat seperti itu
Tidak layak untuk kau dekati
Pangkur 12
Aja nedya katempelan,,,
Ing wewatek kang tan panates ing budhi,,
Watek rusuh nora urus,,
Tunggal lawan manusa,,
Dipun sami karya labuhan kang patut,,
Darapon dadi tuladha,,
Tinuta ing wuri.
Jangan sampai kau dihinggapi,,
Oleh watak dan tabiat yang tidak pantas,,
Karena perilaku jahat tersebut,,
Tidak patut disandang manusia,,
Seyogyanya berbuatlah kebajikan,,
Sehingga menjadi suri tauladan,,
Dan panutan dikemudian hari.
Pangkur 13
Aja lunyu lemer genjah,,
Angrong pasanakan nyumur gumiling,,,
Ambubut arit puniku,,
Watek datan raharja,,,
Pan wong lunyu nora pantes dipunenut,,,
Monyar-manyir tan anteban
Dela lemeran puniku.
Contoh Tembang Pangkur Tema Pendidikan
Pangkur 14
Bocah Bocah do sekolah,
Wiwit mbiyen nalika iseh cilik,
Sregepa anggolek ilmu,
Wayah esuk lan awan,
Ngerungokake perintah para guru,
Lan bisa ngerti agama,
Agama ngersaning Gusti
Anak-anak muda lagi bersekolah,
Sejak dulu ketika masih kecil,
Rajin mencari ilmu,
Waktu pagi dan siang,
Mematuhi perintah para guru,
Dan memahami ajaran Agama
Agama yang menghendaki Tuhan
Pangkur 15

Ayo padha sregep maca,
Yaiku maca buku basa Jawi,
Bukune sing werna biru
Isine basa krama,
Ngapalno Krama inggil dan Krama alus,
Nganti saget maca lancar
Lan ora ngisin-ngisini.
Marilah semua rajin membaca,
Yaitu membaca buku bahasa Jawa,
Bukunya yang berwarna biru,
Berisi Bahasa Krama
Hafalkan krama inggil dan krama alus
Hingga mampu mengucapkan dengan lancar,
Dan tidak memalukan
P
Pangkur 16
Sekar pangkur ngilmu nyata,,
Diwinti sing sabar lan perihatin,,
Nimba ngilmu marang guru,,
Wayah isuk lan awan,,
Mirih sukses sinau ngilmu kang luhur,,
Ampun supe bab agama,,,
Bab agama marang Gusti.
Sengkar pangkur ilmu yang nyata,,
Selalu bersabar dan prihatin,,
Mencari ilmu pada guru,,
Saat pagi dan siang,,
Mengharapkan kesuksesan belajar ilmu yang pekerti,
Jangan lupakan bab agama,
Agama tentang Tuhan.
Pangkur 17
Ayo padha ing sekolah,,
Sinau supaya dadi wong sugih,,
Sugih perkarane ilmu,,,
Ora sugih sing liya ,,,
Ilmu iku penting kanggo anak puthu,,,
Supaya ngerti berjuang,,,
Kanggo pangurip sing asli,,
Mari semua bersekolah,,
Belajar agar menjadi orang kaya,,
Kaya kan ilmu,,
Bukan kaya akan hal lain,,
Ilmu itu sangat penting badi anak cucu,,
Agar mengerti artinya perjuangan,,
Untuk kehidupan yang sebenarnya.
Pangkur 18
Ayo padha digatekna,,
Becik lan ala kudu dititeni,,
Menyang isuk golek ilmu,,
Sekolah sing tenanan,,
Supaya dadi wong sukses lan berilmu,,
Susah seneng dirasakne,,
Kanggo bekal urip iki.
Ayo semua harus memperhatikan,,
Baik dan buruk harus dibedakan,,
Carilah ilmu saat pagi hari,,
Sekolah dengan sungguh-sungguh,,
Agar menjadi orang yang sukses dan berilmu,,
Susah senang dinikmati,,
Untuk menjadi bekal kehidupan ini.
Contoh Tembang Pangkur Buatan
Pangkur 19
Ayo kanca padha sholat,,
Supaya pikanthuk rahmating Gusti,,
Lan sregepo nggolek ilmu,,
Utamaning agama,,
Manut nasihat bapak, ibu lan guru,,
Supaya slamet ing nduyo,,
Lan saking karmaning gusti.
Ayo semua laksanakan sholat,,
Agar memperoleh rahmat dari Tuhan,,
Dan rajinlah mencari ilmu,,
Terutama ilmu agama,,
Patuhi perintah Bapak, Ibu dan Guru,,
Agar selamat di dunia,,
Dan dari kemurkaan Tuhan.
Pangkur 20
Wong Jawi kang trep budaya,,
Njaga adat lan aturan kang aji,,
Gamelan, batik lan lagu,,
Bisa dadi warisan,,,
Supaya bisa dijaga anak putu ,,
Lan Supaya ora ilang,,
Menika budaya Jawi,,,
Budaya Jawa merupakan budaya yang baik,,
Menjaga nilai adat dan aturan,,
Gamelan, batik dan lagu,,
Bisa menjadi warisan,,
Agar selau dijaga anak cucu,,
Agar tidak hilang,,,
Itu adalah budaya Jawa
Pangkur 21
Sinau tembang macapat,,
Tembang sing paling gampil iku mijil,,
Gatra ora luweh pitu,,,
Luwih saka sekawan,,,
Sing paling bener gatrane enem iku,,,
Gatra ora kena salah,,
Sebab gatra iku penting.
Belajar tembang macapat,,
Tembang yang paling sederhana ialah mijil,,
Yang memiliki baris kalimat tidak lebih dari tujuh,,
Dan lebih dari empat,,
Yang paling benar adalah enam baris kalimat,,
Gatra tidak boleh salah,,,
Karena gatra itu penting.
Pangkur 22
Nyingkiri apa sing ala,,
Supaya dadi anak luwih becik,,
Ora dadi seneng ganggu,,,
Gangguni kanca-kanca,,
Dadio bocah sing manut lan sing lugu,,
Ora dadi bocah nakal,,,
Amrih besok diajeni.
Hindarilah semua perilaku buruk,,
Agar menjadi anak yang lebih baik,,
Tidak menjadi orang yang suka ganggu,,
Menganggu orang lain,,
Jadilah orang yang menurut dan lugu,,,
Tidak menjadi anak nakal,,,
Agar nanti dihargai orang.
Pangkur 23
Eling eling para kanca,,
Linambarin ati kang kanthi suci,,,
Sasi pasa pari kudu,,,
Rinasa kanthi lega,,
Dhahar ngunjuk linampahan wanci dalu,,,
Fitri ing wulan riyaya,,,
Ana bebrayan puniki.
Ingatlah teman teman semua,,
Mengembalikan hati untuk kembali suci,,
Bulan puasa adalah suatu kewajiban,,
Hingga merasa kenikmatan,,
Makan dan minum di malam hari,,,
FItri pada hari raya,,,
Ada banyak orang saling berkumpul.
Makna Tembang Pangkur

Banyak yang mengartikan tembang macapat pangkur merupakan tembang Jawa yang menggambarkan tentang seseorang yang sudah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur dan meninggalkan diri dari hal-hal keduniawian.
Pesan yang tersirat dari tembang pangkur sendiri, mempersembahkan kepada mereka yang telah berniat dengan tulus tentang semua yang dulu pernah dikerjakan dan bersiap untuk meninggalkan sifat angkara murka serta berusaha mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Dalam serat Wedhatama, tembang ini memberi gambaran akan pentingnya manusia untuk selalu belajar agar dapat menguasai ilmu yang luhur. Yang dimaksud dengan ilmu yang luhur yaitu manusia harus mampu mengelola emosi, sikap, mampu membawa diri, dan memiliki kesadaran tinggi atas dirinya dengan lingkungan dan Tuhannya.
Tidak heran jika banyak sekali tembang macapat pangkur yang berisikan nasehat-nasehat pada generasi muda.
Baca juga pembahasan lengkap mengenai Tembang Macapat dan juga Tembang Gambuh.
Tembang macapat ada berapa bu?
ada 11 tembang macapat gan, beberapa tembang macapat beserta penjelasan dan contohnya dapat anda baca di artikel terkait ya…. semoga bermanfaat